Psychology Department, Gunadarma University

Rabu, 10 Februari 2016

Sifat-sifat Mahasiswa berdasarkan Asal Daerah



                        Naik ke jenjang berikutnya setelah lulus SMA merupakan kesempatan yang tidak semua orang dapat miliki. Oleh karena itu, masuk ke dunia perkuliahan merupakan sesuatu yang harus disyukuri oleh mereka yang berkesempatan mencicipi dunia tersebut. Dalam rangka meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi ini, di setiap kampus/universitas pasti terkenal yang namanya ‘mahasiswa rantau’. Mahasiswa rantau ini adalah mahasiswa yang merantau dari daerah asalnya untuk dapat berkuliah di suatu universitas tertentu.

            Saya sendiri merupakan salah seorang yang beruntung untuk dapat melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah, terutama karena saya telah berkesempatan untuk dapat berkuliah di Universitas Gunadarma mengambil jurusan Psikologi. Pada Semester 1 ini, banyak sekali yang sudah saya dapatkan, seperti ilmu baru, pengalaman baru, dan juga teman-teman yang baru.

            Untuk teman-teman baru yang saya temui di kampus ini, tak sedikit yang berperan sebagai ‘mahasiswa rantau’. Ada yang berasal dari Palembang, Padang, Medan, Pemalang, Cianjur, dan lain sebagainya. Pada artikel ini, saya akan membahas cara beradaptasi para ‘mahasiswa rantau’ ini berdasarkan pengamatan saya terhadap teman-teman saya.

            Pertama, ‘mahasiswa rantau’ yang berasal dari Palembang. Mahasiswa yang berasal dari Palembang cenderung ramah, setia kawan, dan loyal. Ramah disini berarti mereka tidak segan-segan atau canggung untuk memulai perkenalan dengan kawan baru, dan setelah perkenalan itu lalu terjalinlah relasi persahabatan dengan ‘mahasiswa rantau’ dari Palembang ini. Mereka termasuk orang yang setia kawan dan loyal, terutama saat mereka pulang ke kampung halaman mereka dan memberikan buah tangan berupa Pempek kepada temannya. Dan terkadang mereka juga suka berbicara menggunakan bahasa daerah di dalam percakapan sehari-hari.  Yang kedua, adalah ‘mahasiswa rantau’ dari Padang. Daerah yang terletak di Provinsi Sumatra Barat ini terkenal dengan warganya yang memiliki logat bicara khas. Begitu juga dengan mahasiswa yang berasal dari Padang, logat daerah mereka terdengar sangat kental saat mereka melakukan percakapan sehari-hari. Dan juga, ‘mahasiswa rantau’ dari Padang ini terkadang berusaha beradaptasi dengan menyesuaikan sikap dan gaya mereka dengan teman-temannya yang berasal dari kota besar lain, seperti Jakarta.

            Selanjutnya adalah ‘mahasiswa rantau’ dari Medan. Mahasiswa yang berasal dari Medan dikenal sebagai orang yang berani tampil, tegas, dan berkepribadian kuat. Mereka terbiasa untuk tampil karena mereka tidak segan-segan untuk mengemukakan pendapat serta mengekspresikan diri mereka. Karena sifat tegas dan kepribadian mereka yang kuat, maka terkadang dalam mengemukakan pendapat terkesan bahwa mereka mengemukakannnya secara kasar. Disamping itu, logat daerah mereka juga kental dalam percakapan mereka sehari-hari.

            Yang keempat, mahasiswa dari daerah Pemalang, Jawa Tengah. ‘mahasiswa rantau’ yang berasal dari daerah ini cenderung bersifat lembut, pemalu, dan penurut. Mereka tidak ingin beradu pendapat dengan orang lain, melainkan cenderung lebih suka mengalah jika ada perbedaan pendapat. Akan tetapi, mereka juga sangat tekun dalam menghadapi sesuatu. Tak berbeda dengan mahasiswa rantau lainnya, dalam percakapan sehari-hari logat dari bahasa daerah mereka masih terdengar jelas, atau yang sering disebut dengan ‘medok’.

            Kelima, ‘mahasiswa rantau’ yang berasal dari Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Mahasiswa yang berasal dari daerah ini cenderung berwatak kalem atau pendiam. Mereka juga sangat keras dalam mengerjakan sesuatu dan perfeksionis.

            Dari kelima contoh ‘mahasiswa rantau’ diatas dapat dilihat bahwa sifat dapat dipengaruhi oleh salah satu faktor, yaitu faktor daerah asal atau adat dan budaya daerah tersebut. Dapat dibandingkan dengan para mahasiswa yang berasal dari Jakarta, mereka cenderung lebih percaya diri, lebih bebas berekspresi, atau istilahnya lebih ‘gaul’, karena mereka sudah terbiasa dengan kehidupan di kota metropolitan, khususnya Kota Jakarta.

            Akhir kata, artikel ini saya buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar dan saya tulis berdasarkan pengamatan terhadap teman-teman saya, sehingga tulisan ini bersifat subjektif dan relatif karena masih banyak faktor yang mempengaruhi sifat seseorang contohnya seperti lingkungan keluarga, teman bermain, serta gaya hidup orang tersebut.

2 komentar: